Rasa sesak, galau, resah dan sejenisnya masih menaungi hati dan pikiranku. Betapa tidak, dalam kurun waktu dua hari, 12 SKS (Satuan Kredit Semester) ku melayang percuma, aku gag bisa mengikuti ujian akhir semester (uas). Ingin berteriak seteganya hingga mengecil nadaku, ingin berlari sekencangnya, hingga badan tiada mampu ku papah. Terkadang sejenak terlintas sesal, tapi ku coba untuk menepiskan karena ku sadar ini adalah hukuman, balasan dan mungkin juga karma bagiku.
Daftar kehadiranku (presensi) tidak mencukupi untuk mengikuti uas, dimana syarat mimimalnya adalah “80%” (patut dipertanyakan). Sedangkan presensi dari setiap mata kuliahku rata-rata 50%, tapi aku hanya tidak bisa mengikuti 4 mata kuliah. Aneh bukan?, tapi aku sedikit bersyukur daripada gag bisa ikut semuanya.
Mengetahui namaku terpampang di mading, daftar yang gag bisa ikut ujian, membuatku mencari cara untuk mengakalinya. Seperti biasa, seperti semester sebelumnya, alasan yang aku gunakan adalah surat sakit yang tentunya adalah palsu, yang aku dapat dari teman-teman. Namun, alhasil tidak bisa menyelamatkanku. Berbeda dengan semester sebelumya yang sangat mudah, semester ini terbilang sangat rumit kalau urusan presensi. Tapi yang sedikit membuatku kecewa adalah, kelompok mahasiswa tertentu dapat lolos dari jeratan presensi, ironis bukan?. “Ya, sudahlah”, nasi udah menjadi bubur, sekarang tinggal saatnya untuk introspeksi diri dan memperbaiki semuanya.
Kisah ini bermula ketika aku semakin tenggelam dalam pikiranku sendiri, berpikir sejauh mungkin tentang apa yang harus dan seharusnya aku lakukan dan aku pilih. Sebagi misal, aku sering berpikir bahwa daripada menghabiskan waktu di kampus, lebih baik aku menghabiskan waktu di depan laptop dan di warung kopi. Alasannya, yang paling utama adalah pola perkuliahan yang diterapkan sangat tidak sesuai dengan kriteriaku dan terkesan sangat membosankan. Selain itu, terlalu banyak noda fakultas dan kampusku yang sudah aku ketahui, yang membuatku semakin malas. Jadi secara umum, tingkat profesionalitas para dosen, sistem perkuliahan dan mekanisme kinerja fakultas dan kampus patut dipertanyakan.
Selanjutnya, keasyikan ngegame membuatku lupa waktu dan kewajiban. Jenis game yang paling aku suka adalah petualangan, seperti Dragon Age II, Devil May Cry 4 dll, dan strategi, seperti Football Manager 2012. Tapi, aku sangat menikmatinya biarpun aku bolos kuliah karena ngegame mampu meningkatkan pola pikir dan daya imajinasiku. Dan dalam sebulan ini, aku mulai meninggalkan kebiasaan ngegame dan lebih tertarik di dunia blog.
Alasan berikutnya yang paling parah adalah kebiasaan cangkruk di warung kopi. Pernahkan diantara kalian yang menghabiskan waktu 2-4 jam di warung kopi?, mungkin jawaban kalian tidak, itu sangat tidak penting dan tidak berguna. Berbeda denganku, dalam sehari aku biasanya menghabiskan rata-rata 5-8 jam. Alasan aku dapat bertahan lama nongkrong adalah aku mempunyai teman-teman yang menyenangkan, yang bisa diajak bercanda, bermain catur dan bermain kartu remi. Dengan bercanda, aku dapat melenturkan otot-otot sarafku yang kaku, dan dengan bermain catur dan remi, aku dapat mengasah otak dan meningkatkan mentalku. Asyik bukan?, daripada mendengarkan ceramah kosong dari dosen.
Faktor lain yang paling utama adalah aku sering meninggalkan kewajibanku dalam beribadah. Aku sering melalaikan sholat, hampir tidak pernah mengaji kecuali waktu tadarus dan aku sering tidak menjalankan amanah yang tertera dalam Qur’an dan Hadits. Semakin berdosanya aku, semakin menjauhnya agama dariku membuat jalan cahaya hidupku meredup.
Setelah membaca artikelku di atas, bagi para pemalas yang jarang kuliah mungkin sedikit setuju. Dan sebaliknya, mayoritas diantara kalian berpikir aku aneh dan rada gila. Itu benar, pola pikirku memang berbeda dengan orang lain pada umumnya, tapi ingatlah orang yang aneh belum tentu mempunyai mental yang terbelakang. Di artikel berikutnya, aku akan mencoba membahas tentang kriteria orang aneh.
Demikianlah, catatan dan curhatkuku hari ini tentang 12 SKS melayang percuma. Semoga dapat menjadi pengetahuan dan pembelajaran bagi kita semua.
Daftar kehadiranku (presensi) tidak mencukupi untuk mengikuti uas, dimana syarat mimimalnya adalah “80%” (patut dipertanyakan). Sedangkan presensi dari setiap mata kuliahku rata-rata 50%, tapi aku hanya tidak bisa mengikuti 4 mata kuliah. Aneh bukan?, tapi aku sedikit bersyukur daripada gag bisa ikut semuanya.
Mengetahui namaku terpampang di mading, daftar yang gag bisa ikut ujian, membuatku mencari cara untuk mengakalinya. Seperti biasa, seperti semester sebelumnya, alasan yang aku gunakan adalah surat sakit yang tentunya adalah palsu, yang aku dapat dari teman-teman. Namun, alhasil tidak bisa menyelamatkanku. Berbeda dengan semester sebelumya yang sangat mudah, semester ini terbilang sangat rumit kalau urusan presensi. Tapi yang sedikit membuatku kecewa adalah, kelompok mahasiswa tertentu dapat lolos dari jeratan presensi, ironis bukan?. “Ya, sudahlah”, nasi udah menjadi bubur, sekarang tinggal saatnya untuk introspeksi diri dan memperbaiki semuanya.
Kisah ini bermula ketika aku semakin tenggelam dalam pikiranku sendiri, berpikir sejauh mungkin tentang apa yang harus dan seharusnya aku lakukan dan aku pilih. Sebagi misal, aku sering berpikir bahwa daripada menghabiskan waktu di kampus, lebih baik aku menghabiskan waktu di depan laptop dan di warung kopi. Alasannya, yang paling utama adalah pola perkuliahan yang diterapkan sangat tidak sesuai dengan kriteriaku dan terkesan sangat membosankan. Selain itu, terlalu banyak noda fakultas dan kampusku yang sudah aku ketahui, yang membuatku semakin malas. Jadi secara umum, tingkat profesionalitas para dosen, sistem perkuliahan dan mekanisme kinerja fakultas dan kampus patut dipertanyakan.
Selanjutnya, keasyikan ngegame membuatku lupa waktu dan kewajiban. Jenis game yang paling aku suka adalah petualangan, seperti Dragon Age II, Devil May Cry 4 dll, dan strategi, seperti Football Manager 2012. Tapi, aku sangat menikmatinya biarpun aku bolos kuliah karena ngegame mampu meningkatkan pola pikir dan daya imajinasiku. Dan dalam sebulan ini, aku mulai meninggalkan kebiasaan ngegame dan lebih tertarik di dunia blog.
Alasan berikutnya yang paling parah adalah kebiasaan cangkruk di warung kopi. Pernahkan diantara kalian yang menghabiskan waktu 2-4 jam di warung kopi?, mungkin jawaban kalian tidak, itu sangat tidak penting dan tidak berguna. Berbeda denganku, dalam sehari aku biasanya menghabiskan rata-rata 5-8 jam. Alasan aku dapat bertahan lama nongkrong adalah aku mempunyai teman-teman yang menyenangkan, yang bisa diajak bercanda, bermain catur dan bermain kartu remi. Dengan bercanda, aku dapat melenturkan otot-otot sarafku yang kaku, dan dengan bermain catur dan remi, aku dapat mengasah otak dan meningkatkan mentalku. Asyik bukan?, daripada mendengarkan ceramah kosong dari dosen.
Faktor lain yang paling utama adalah aku sering meninggalkan kewajibanku dalam beribadah. Aku sering melalaikan sholat, hampir tidak pernah mengaji kecuali waktu tadarus dan aku sering tidak menjalankan amanah yang tertera dalam Qur’an dan Hadits. Semakin berdosanya aku, semakin menjauhnya agama dariku membuat jalan cahaya hidupku meredup.
Setelah membaca artikelku di atas, bagi para pemalas yang jarang kuliah mungkin sedikit setuju. Dan sebaliknya, mayoritas diantara kalian berpikir aku aneh dan rada gila. Itu benar, pola pikirku memang berbeda dengan orang lain pada umumnya, tapi ingatlah orang yang aneh belum tentu mempunyai mental yang terbelakang. Di artikel berikutnya, aku akan mencoba membahas tentang kriteria orang aneh.
Demikianlah, catatan dan curhatkuku hari ini tentang 12 SKS melayang percuma. Semoga dapat menjadi pengetahuan dan pembelajaran bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak.