Tari Tor Tor dan Alat Musik Gondang Sambilan

Kabar tidak sedap kembali menerpa Kebudayaan Nasional, dan lagi-lagi masalah klaim warisan budaya dengan Malasyia. Aku jadi bingung sebenarnya siapa yang salah atas semua masalah pengklaiman selama ini dengan pihak Malasyia. Apakah karena Bangsa Indonesia 'terlalu sangat super baik'?, atau mungkin memang para penguasa, khususnya Kemendikbud, lebih menyukai tantangan dengan memilih menanggulangi daripada mencegah.

Tari Tor Tor Batak Mandailing Indonesia

Pro Kontra
Tari Tor Tor dan Alat Musik Gondang Sambilan merupakan budaya asli suku adat Batak Mandailing, umatera Utara, dan selalu dipertunjukkan dalam upacara adat. Kebudayaan tersebut kini menjadi polemik hangat, apakah diklaim oleh pihak Malaysia atau hanya dilestarikan.

Seperti yang kita ketahui dari berita yang dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Malaysia akan mencatat budaya masyarakat Mandailing, Tari Tor Tor dan alat musik Gordang Sembilan, dalam Undang-Undang Warisan Nasional 2005, yang dinyatakan oleh Menteri Budaya, Komunikasi dan Informasi Malaysia, Datuk Seri Rais Yatim setelah menghadiri peluncuran Komunitas Mandailing di Kuala Lumpur pada hari Jumat (15/06/2012).

Sejarah
Menurut situs web Mandailing.org, masyarakat Mandailing merantau dalam gelombang besar ke pesisir barat Malaysia pada beberapa dekade pertama abad ke 19 akibat Perang Paderi, saat Indonesia belum lahir dan masih bernama Hindia Belanda yang merupakan wilayah jajahan Belanda. Hingga kini, keturunan orang-orang Mandailing masih banyak berada di wilayah negara bagian Negeri Sembilan, Perak, Pahang dan Selangor di Malaysia.

Pendekatan Analogi
Menurut Sitok Srengenge, budayawan dan penyair, Perantauan masyarakat Mandailing ke Malaysia dengan sendirinya membawa dan menumbuhkan budaya masyarakat Mandailing di sana, seperti halnya migrasi orang Jawa ke Suriname 122 tahun yang lalu sehingga budaya dan bahasa Jawa sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat di negara Amerika Selatan tersebut.

Komentar Pribadi
  • Semoga masalah ini tidak berlarut-larut dan menimbulkan disintegrasi bangsa. Jadi kepada pihak Malasyia, harap segera diklarifikasi kasak-kusuk pengkaliman Tari Tor Tor dan Alat Musik Gondang Sambilan.
  • Kepada media masa, tolong jangan melebih-lebihkan masalah ini agar tidak memperkeruh suasana. Buatlah berita yang relevan dan tidak mengandung adu domba.
  • Buat Kemendikbud dan elemen lain yang terkait, tolong dong masalah pengklaiman jangan sampai terjadi. Toh kita juga sering kalah dalam persidangan.
  • Untuk Ruhut Sitompul, tarik lagi tuh perkataan. Biarpun cuma bercanda, tapi tetap saja berita tersebut diekspose dan tentu saja memperpanas keadaan.
  • Bagi pembaca, mau tanya nih, yang bener tuh alat musik Gondang Sambilan atau Gordang Sambilan.

Kata Mutiara: Kebudayaan bukanlah suatu barang mati yang statis dan tidak selalu terkotak-kotak dalam wilayah politik tertentu (Sitok Srengenge).
gabayar
Subscribe To Get Best Articles!

Jika menurut kalian artikel di blog ini berkualitas dan bermanfaat, silahkan berlangganan artikel terbaru melalui pesan masuk email anda secara gratis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak.