Hujan Datanglah
Hujan datang, sirami raut wajahku dari mimpi-mimpiku,
Sadarkanku bahwa siang beranjak pergi.
Hujan datang, tawarkan selimut hati,
Mengekang raga, menahan langkahku.
Hujan, janganlah kau pergi,
Aku masih rindu alunan nada-nadamu.
Hujan, tetaplah kau disitu,
Aku masih belum siap melihat dunia.
Hujan, bergemurulah,
Hingga tiada deru nafas tiada arti.
Hujan, menangislah keras,
Hingga tiada hatiku bersedih.
Ini adalah keindahan, tapi juga tangisan.
Selaksa berjalan di lorong hitam tanpa harapan.
Ini adalah senjaku, hujanku dan duniaku,
Temaram senja yang selalu ku nanti.
Hujan datang, sirami raut wajahku dari mimpi-mimpiku,
Sadarkanku bahwa siang beranjak pergi.
Hujan datang, tawarkan selimut hati,
Mengekang raga, menahan langkahku.
Hujan, janganlah kau pergi,
Aku masih rindu alunan nada-nadamu.
Hujan, tetaplah kau disitu,
Aku masih belum siap melihat dunia.
Hujan, bergemurulah,
Hingga tiada deru nafas tiada arti.
Hujan, menangislah keras,
Hingga tiada hatiku bersedih.
Ini adalah keindahan, tapi juga tangisan.
Selaksa berjalan di lorong hitam tanpa harapan.
Ini adalah senjaku, hujanku dan duniaku,
Temaram senja yang selalu ku nanti.
salam sahabat
BalasHapusehm bagus bagus ungpakan puisinya bener bener menyentuh dan membuat saya ingin berpuisi lagi xixixi
makasih ya kunjungannya
bgus bgtt. .
BalasHapuskeren
BalasHapusizin copas... udah aku kredit kok postingan nya :D
BalasHapusbgus bnget puisinyya gwe ska...............
BalasHapusthanks all, ...kalo copy paste puisi pribadiku, jangan lupa cantumin sumbernya ya :P
BalasHapusUdan kok nawarno selimut hati,seng onok iku nawarno selimut kulit......
BalasHapushahahaha