Puisi Rindu Bahagiaku
Terang menyapaku walau malam tiada berbintang,
Tiba-tiba secarik rindu melintas di hati,
Keinginan kembali dalam fitrahku,
Tapi bukanlah sesal yang ku ratapi,
Hanyalah kehgelisahan, ya kegelisahan,
Kegelisahan adalah jeda hidupku,
Berawal dari perjalanan mimpi-mimpiku,
Menunggu hilangnya nafas terakhirku,
Tapi tentu bukanlah kematian yang ku tunggu,karena itu pasti.
Pikirku kini bosan meradang,
Di antara jeda hidup dan kematian ku coba bangkit,
Berjalan dan terus mencari kedamaian hati,
Merobek setiap mimpi burukku dalam peraduan,
Hingga hati bersemayam di taman kalbu.
Ah, andai saja jedah itu terpenuhi,
Hutan rimba berubah menjadi ladang subur,
Gurun pasir menjelma menjadi taman mimpi,
Bebatuan karang menyemburkan mata air,
Semoga, ya semoga bukanlah asa mati.
Sesaat kebisingan jalan menyapaku,
Sadarkanku dari lamunan,
Mengakhiri rinduku akan bahagia,
Ku merindukanmu di seluruh ragaku.
Puisi Rindu Bahagiaku
Puisi Rindu Bahagiaku
Subscribe To Get Best Articles!
Jika menurut kalian artikel di blog ini berkualitas dan bermanfaat, silahkan berlangganan artikel terbaru melalui pesan masuk email anda secara gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak.