Puisi Rasa Resah Hidup
Hari berlalu tanpa rasa,
Tak sadar ku tlah tinggalkan tekadku di belakang,
Dan kembali ku terjerat dalam gulungan waktu,
Berbaris, berderet tiada ku pahami,
Ku renungkan dan kuteliti detik-detik yang mengusik,
Apa yang harus kususun dan kutata,
Ku coba berdiri didepan cermin hati, biar ku tahu hitam putihnya hati,
Ku basuh telapak kaki agar tahu sejauh mana ku mampu melangkah,
Ku takar cawan perasaan, biar jangan sampai meluap menerima sikap,
Ku pagar rumah khayalan agar asa tidak melambung ke negeri harapan,
Ku jernihkan larutan pikiran agar tidak kuyup mengartikan tingkah.
Bersujud dan berdoa telah ku persembahkan,
Dari penyadaran sampai keharusan,
Dari setiap kemungkinan hingga kemampuan,
Tapi sepertinya khayalku terlanjur hanyut, karam di telaga impian.
Mungkin juga rasa resah telah penuh melingkari hidupku.
Aku harus belajar kepada burung-burung, agar bisa terbang dan dapat melihat luas indahnya aneka warna alam.
Aku harus belajar kepada ikan, biar bisa menyelami hingga ke dasar bumi dan kupelajari rahasia-rahasia yang tersembunyi.
Aku harus belajar sama binatang malam, biar bisa berjalan di kegelapan.
Aku harus belajar bernyanyi kepada burung pagi, agar bisa menghibur diri tatkala sepi.
Dan dari segala rasa resahku,
Aku mau belajar kepada siapa saja yang mau mengajariku tentang dunia, tentang hidup, tentang apa saja yang dapat membuat damai dalam kedamaian.
Yaa Rabb……Aku berlindung kepada Mu dari hati yang hitam.
Puisi berikutnya
Tak sadar ku tlah tinggalkan tekadku di belakang,
Dan kembali ku terjerat dalam gulungan waktu,
Berbaris, berderet tiada ku pahami,
Ku renungkan dan kuteliti detik-detik yang mengusik,
Apa yang harus kususun dan kutata,
Ku coba berdiri didepan cermin hati, biar ku tahu hitam putihnya hati,
Ku basuh telapak kaki agar tahu sejauh mana ku mampu melangkah,
Ku takar cawan perasaan, biar jangan sampai meluap menerima sikap,
Ku pagar rumah khayalan agar asa tidak melambung ke negeri harapan,
Ku jernihkan larutan pikiran agar tidak kuyup mengartikan tingkah.
Bersujud dan berdoa telah ku persembahkan,
Dari penyadaran sampai keharusan,
Dari setiap kemungkinan hingga kemampuan,
Tapi sepertinya khayalku terlanjur hanyut, karam di telaga impian.
Mungkin juga rasa resah telah penuh melingkari hidupku.
Aku harus belajar kepada burung-burung, agar bisa terbang dan dapat melihat luas indahnya aneka warna alam.
Aku harus belajar kepada ikan, biar bisa menyelami hingga ke dasar bumi dan kupelajari rahasia-rahasia yang tersembunyi.
Aku harus belajar sama binatang malam, biar bisa berjalan di kegelapan.
Aku harus belajar bernyanyi kepada burung pagi, agar bisa menghibur diri tatkala sepi.
Dan dari segala rasa resahku,
Aku mau belajar kepada siapa saja yang mau mengajariku tentang dunia, tentang hidup, tentang apa saja yang dapat membuat damai dalam kedamaian.
Yaa Rabb……Aku berlindung kepada Mu dari hati yang hitam.
Puisi berikutnya
- Puisi Galau
- Puisi Resah Tanpamu
- Puisi Resah Hati
- Puisi Asa dan Harapan
- Puisi Rasa Cinta
- Puisi Resah Gelisah
- Motivasi Hidup
wah puisinya bagus ni, bisa jadi inspirasi menulis puisi :D
BalasHapusthanks yaa :D
mantaf gan,jdi pengen nulis puisi...
BalasHapusthanks semuanya ;)
BalasHapuslike it,,
BalasHapusbaguss..izin baca yaaa dibacain yaaa :)
BalasHapuspuisinya bagus banget.. mampir ya kalo sempat ke http://xaveriusyanschevalera.blogspot.com makasih.. sama-sama
BalasHapus