Setetes Air Hujan

Setetes Air Hujan

Rintikan air hujan mulai turun membasahi bukit. Mengalir melintasi tebing dan selokan sempit. Sesekali menabrak batu dan akar pohon yang menjuntai. Membawa bersama partikel hidrogen dan oksigen. Menyelisihi daun kering yang jatuh ke bumi sambil berbisik, “Aku akan membuatmu segar kembali setelah angin dan waktu membuatmu letih”. Ia terus mengalir dan mengalir hingga bertemu kawan lain. Membentuk aliran ke hilir hingga menjadi sungai yang mengalir ke laut.


Dengan segala kerendahan hati, air hujan terus mengalir ke tempat yang lebih rendah. Air telah menghidupkan bumi setelah kering, membasuh dan membawa harapan baru untuk segenap mahluk. Dalam keadaan ini Sang sumber kehidupan memiliki kelembutan dan kekuatan sekaligus. Sang Pencipta Tertinggi telah memberinya kekuatan untuk bergerak menerobos celah sempit, meluncur jatuh, membentuk aliran sungai, atau tetap diam di atas bumi dan menjadi danau.

Biarpun hanya tetesan, ia mampu melubangi batu dan memecahnya. Meski memakan waktu yang tidak sebentar. Namun sekeras apapun batu itu ia tetap bisa melakukannya. Bermula dari setetes saja, terus menerus setetes demi setetes hingga batu berlubang, retak dan terbelah. Saat tetesan berhenti, batu tak lagi tertandai.

Setetes Air Hujan
gabayar
Subscribe To Get Best Articles!

Jika menurut kalian artikel di blog ini berkualitas dan bermanfaat, silahkan berlangganan artikel terbaru melalui pesan masuk email anda secara gratis.

3 komentar:

  1. keren gan sastranya semoga dapat djadian renungan buat kita semua :)

    BalasHapus
  2. trimaksih. ..smoga kita bs blajar dr dtetes air

    BalasHapus
  3. Anonim8/18/2012

    mantaps gannn.....

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak.