Puzzle adalah sebuah permainan yang membutuhkan tingkat kecerdasan tertentu untuk mencari solusi atau memecahkan rahasia puzzle tersebut. Siapa yang memiliki kecerdasan sesuai levelnya, bukan pintar, akan dapat memecahkan puzzle level tertentu pula. Begitupun bidang kecerdasan yang dimiliki seseorang hanya dapat menyelesaikan puzzle tertentu yang sesuai dengan bidangnya, misal: seorang anak yang sangat ahli dalam memecahkan puzzle gambar, tapi ia merasa kesulitan saat disuruh menyelesaikan puzzle angka.
Para pembuat puzzle biasanya disebut 'giver' (pemberi/pembuat puzzle), sedangkan yang memecahkannya disebut 'solver' (pemecah puzzle). Keduanya saling beradu untuk membuktikan siapa yang paling cerdas, adu gengsi dipertaruhkan. Hanya orang yang memiliki tingkat kecerdasan tingkat tinggi lah yang dapat menguasai semua bidang puzzle dengan tingkat kerumitan kelas dewa, baik para solver maupun giver.
Beralih ke takdir, seperti yang kita ketahui takdir merupakan garis nasib yang telah ditentukan oleh Tuhan, Sang Pencipta alam semesta. Takdir, dalam islam (mungkin juga agama lainnya), ada dua macam, yakni takdir yang telah pasti dan takdir yang dapat berubah sesuai dengan usaha kita. Jadi, kita tidak mungkin dapat mengubah takdir yang sudah pasti, seperti kapan kita akan meninggalkan dunia. Kita hanya bisa merubah garis nasib kita pada takdir yang dapat berubah, seperti berusaha sebaiknya mendapatkan istri yang beriman.
Lalu, apa kaitannya takdir dengan puzzle?
Dari uraian di atas, tentu kita sudah dapat sedikit berpikir secara filsafat mengapa takdir ibarat puzzle. Yap betul, takdir adalah puzzle, bukan diibaratkan lagi, tapi memang menjalani takdir sama dengan memecahkan puzzle kehidupan. Tapi ingat disini tidak diartikan kita melawan takdir yang telah ditetapkan atau sudah pasti karena bagaimanapun juga manusia takkan pernah melampaui Tuhan.
Setiap cobaan di dunia ini adalah puzzle, semakin cerdas daya pikir seseorang, semakin banyak pula puzzle yang dapat diselesaikan. Walau kita sering kali tidak menyadari mana yang cobaan dan bukan, kita hanya cenderung berusaha menyelesaikannya dan menjalani hidup ini apa adanya. Dan orang yang tidak dapat memecahkan masalahnya, bukan berarti dia bodoh, mungkin karena cobaan tersebut bukan bidangnya atau juga ada campur tangan dari pihak ketiga, seperti satan.
Cita-Cita dan harapan juga sebuah puzzle. Berbagai cara yang kita tempuh dalam menggapai cita-cita, penuh pengorbanan, suka cita yang semuanya tidak lain menuju pada satu titik tertentu, yaitu 'keberhasilan'. Sama halnya ketika kita mencoba memecahkan puzzle, menguras waktu, tenaga dan pikiran hanya untuk mencapai 'keberhasilan'. Keberhasilan akan mengubah takdir hidup kita, keberhasilan juga akan mengubah level kecerdasan kita dalam memecahkan puzzle.
Sekianlah pola pikir yang dapat aku sampaikan, mungkin berbeda dengan anda. Kalau ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan, harap tinggalkan saran dan solusi. Tapi apapun itu, aku hanyalah filsuf sederhana yang mencoba memecahkan puzzle kehidupan. Akhir kata wassalamu'alaikum.
Para pembuat puzzle biasanya disebut 'giver' (pemberi/pembuat puzzle), sedangkan yang memecahkannya disebut 'solver' (pemecah puzzle). Keduanya saling beradu untuk membuktikan siapa yang paling cerdas, adu gengsi dipertaruhkan. Hanya orang yang memiliki tingkat kecerdasan tingkat tinggi lah yang dapat menguasai semua bidang puzzle dengan tingkat kerumitan kelas dewa, baik para solver maupun giver.
Beralih ke takdir, seperti yang kita ketahui takdir merupakan garis nasib yang telah ditentukan oleh Tuhan, Sang Pencipta alam semesta. Takdir, dalam islam (mungkin juga agama lainnya), ada dua macam, yakni takdir yang telah pasti dan takdir yang dapat berubah sesuai dengan usaha kita. Jadi, kita tidak mungkin dapat mengubah takdir yang sudah pasti, seperti kapan kita akan meninggalkan dunia. Kita hanya bisa merubah garis nasib kita pada takdir yang dapat berubah, seperti berusaha sebaiknya mendapatkan istri yang beriman.
Lalu, apa kaitannya takdir dengan puzzle?
Dari uraian di atas, tentu kita sudah dapat sedikit berpikir secara filsafat mengapa takdir ibarat puzzle. Yap betul, takdir adalah puzzle, bukan diibaratkan lagi, tapi memang menjalani takdir sama dengan memecahkan puzzle kehidupan. Tapi ingat disini tidak diartikan kita melawan takdir yang telah ditetapkan atau sudah pasti karena bagaimanapun juga manusia takkan pernah melampaui Tuhan.
Setiap cobaan di dunia ini adalah puzzle, semakin cerdas daya pikir seseorang, semakin banyak pula puzzle yang dapat diselesaikan. Walau kita sering kali tidak menyadari mana yang cobaan dan bukan, kita hanya cenderung berusaha menyelesaikannya dan menjalani hidup ini apa adanya. Dan orang yang tidak dapat memecahkan masalahnya, bukan berarti dia bodoh, mungkin karena cobaan tersebut bukan bidangnya atau juga ada campur tangan dari pihak ketiga, seperti satan.
Cita-Cita dan harapan juga sebuah puzzle. Berbagai cara yang kita tempuh dalam menggapai cita-cita, penuh pengorbanan, suka cita yang semuanya tidak lain menuju pada satu titik tertentu, yaitu 'keberhasilan'. Sama halnya ketika kita mencoba memecahkan puzzle, menguras waktu, tenaga dan pikiran hanya untuk mencapai 'keberhasilan'. Keberhasilan akan mengubah takdir hidup kita, keberhasilan juga akan mengubah level kecerdasan kita dalam memecahkan puzzle.
Takdir kehidupan yang telah ditentukan oleh Tuhan ibarat puzzle. Dan setiap cobaan dan cita-cita adalah sama dengan puzzle.
Sekianlah pola pikir yang dapat aku sampaikan, mungkin berbeda dengan anda. Kalau ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan, harap tinggalkan saran dan solusi. Tapi apapun itu, aku hanyalah filsuf sederhana yang mencoba memecahkan puzzle kehidupan. Akhir kata wassalamu'alaikum.
Apa2 pun hidup kita ditentu oleh Allah sejak azali
BalasHapusmelalui qodo' dan qadar
dengan ikhtiar doa dan tawakkal :0
sip. ..setuju banget
BalasHapusijin share ya mas, makasih
BalasHapusok, ngshare nggak pa2. .jgn lupa cantumin smbernya y :p
BalasHapus