Puisi untuk Bapak Dosen: Aku Jemu

Aku Jemu

Mendengarmu berceloteh,
Daun telingaku kian mengecil,
Menciut sesak dalam lubangnya,
Hingga tiada bunyi menggugah pikiran.

Memandangmu beserta materimu,
Kelopak mataku tak kuasa terbuka,
Ku paksa terbelalak, menatap tajam,
Sampai pandanganku kosong hampa.

Menghadiri kelas mata kuliahmu,
Detik jarum jam seakan tertidur tuk berdetak,
Ruangan seakan penuh dengan jeritan jiwa,
Tinggallah hasrat untuk kembali pulang.

Wahai bapak dosenku,
Adakah engkau menawarkan air di panasnya hati,
Akankah kau menabur harum bunga di otak yang usang,
Atau apakah rasa jemu takkan terganti?.

Puisi untuk Bapak Dosen: Aku Jemu (end)

puisi aku jemu

Curahan Hati
Itulah sebuah puisi jelek yang aku buat waktu di kelas yang membosankan. Saat kebanyakan mahasiswa menulis apa yang diterangkan oleh pak dosen, aku tetap santai bermain game. Jenuh ngegame, tanganku bergerak sendiri untuk merangkai kata sebagai ungkapan hati.

Sebelumnya maaf, aku menulis kata-kata yang mencerminkan anda dari sisi negatif. Tapi aku sudah bosan dengan keadaan yang terus seperti ini, aku ingin pendidikan yang layak...... Yang mungkinkah aku dapat dari negeri ini???.
gabayar
Subscribe To Get Best Articles!

Jika menurut kalian artikel di blog ini berkualitas dan bermanfaat, silahkan berlangganan artikel terbaru melalui pesan masuk email anda secara gratis.

3 komentar:

  1. awasss,jemu2 jadi rindu tuhhh hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. dosenku da tua, cowok pula,..nggak mugnkin rindu mbak :p

      Hapus
  2. wah, kereeenn ... aku suka puisinya :)
    Izin share yah :)

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak.