Beberapa pekan terkahir, dunia pendidikan menjadi sorotan. Betapa tidak, dua wacana baru yakni kurikulum baru 2013 dan penghapusan ujian tulis snmptn menjadi pro dan kontra banyak pihak. Bagaimana tanggapan anda, kalau pendapat nyelnehku seperti ini.
Kurikulum Baru 2013
Untuk pengantar, embel-embel dan rancangan atau draft bisa dilihat di kurikulum2013.kemdikbud.go.id. Silahkan dibaca tuh dan dicermati, lalu apa saja yang kurang. Kalau aku sih nggak ada waktu buat baca gituan, nggak penting dan cuma bikin muak. Mengapa, ya karena aku hanya berpikir sederhana:
Mengubah kurikulum lama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memang sangat diperlukan mengingat banyak sekali kelemahan. Tapi masalahnya "sudah siapkah instansi pendidikan dan elemen terkait, pihak sekolah terutama para guru jika diadakan perubahan".
Tentu belum siap, terlebih kualitas para guru yang masih dipertanyakan. Bukan maksud hati untuk merendahkan kredibilitas para guru, tapi kenyataan memang demikian terutama di daerah terpencil.
Jadi tolong dong orang-orang yang duduk di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tengok kanan-kiri atas-bawah, jangan hanya melihat yang didepan anda. Daripada menerapkan kurikulum baru 2013 lebih baik memperbaiki dan memaksimalkan eksistensi semua sekolah yang ada di negara ini.
Kalau tetap dilanjutkan, aku yakin banyak sekolah yang belum siap. Semuanya akan terasa seperti dipaksakan. Di benakku masih teringat jelas, saat aku kelas 1 SMA dulu 'kurikulum cacat KBK' diterpakan, semuanya berjalan kaku dan cenderung dipaksakan. Berlangsung hampir dua tahun, diganti lagi menjadi ktsp dan kembali mengecewakan.
Ujian Tulis SNMPTN 2013 Dihapus
Wacana yang satu ini seperti lawakan, kalau kalian suaka ndagel gabung saja bareng sule andree dkk di ovj. Masih uji publik Kurikulum 2013 berjalan, itupun dapat sindiran dari DPR, muncul ide segar yang patut dapat hadiah sandal bekas.
Ujian tulis SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dihapus jadi penilaiannya cuma mengandalkan nilai rapor, prestasi akademik dan non-akademik, serta nilai ujian nasional (UN), mirip seperti jalur undangan yang diterapkan tahun 2012. Tapi lucunya, belum ada rancangan pola UN biar lebih baik. Ya seperti kita ketahui bagaimana bobroknya pengadaan un setiap tahun.
Banyak sekali sebenarnya kelemahan topik omong kosong ini. Salah satu yang paling parah adalah manipulasi nilai rapor dan prestasi, kan gampang tuh apalagi anaknya para guru dan yang berkantong tebal. Lalu bagaimana dengan nasib kita, rakyat jelata.
Kami Bukan Mainan
Hoe yang ada disana, kami hanyalah pelajar yang ingin menuntut ilmu, kami bukan boneka yang dengan seenaknya kau mainkan, jadi bahan percobaan. RSBI yang morat-marit, Kurikulum 2013 yang dipaksakan, ujian tulis SNMPTN yang dihapus, bisa nggak sih ngurus pendidikan di negara ini?.
Sudah panjang lebar aku mengoceh, meluapkan emosi atas 'kehebatan pendidikan negara ini', padahal masih banyak yang ingin kulontarkan tapi sudah capek nulisnya :p. Ok biarpun tulisanku bahasanya agak kasar, tapi jangan dianggap masalah, namanya juga pendapat.
Kurikulum Baru 2013
Untuk pengantar, embel-embel dan rancangan atau draft bisa dilihat di kurikulum2013.kemdikbud.go.id. Silahkan dibaca tuh dan dicermati, lalu apa saja yang kurang. Kalau aku sih nggak ada waktu buat baca gituan, nggak penting dan cuma bikin muak. Mengapa, ya karena aku hanya berpikir sederhana:
Yang disana hobi menciptakan ide atau topik baru daripada memanfaatkan dan memaksimalkan yang sudah ada.
Yang disitu suka yang instan tanpa tahu bagaimana susahnya membuat secangkir kopi di pagi hari.
Mengubah kurikulum lama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memang sangat diperlukan mengingat banyak sekali kelemahan. Tapi masalahnya "sudah siapkah instansi pendidikan dan elemen terkait, pihak sekolah terutama para guru jika diadakan perubahan".
Tentu belum siap, terlebih kualitas para guru yang masih dipertanyakan. Bukan maksud hati untuk merendahkan kredibilitas para guru, tapi kenyataan memang demikian terutama di daerah terpencil.
Jadi tolong dong orang-orang yang duduk di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tengok kanan-kiri atas-bawah, jangan hanya melihat yang didepan anda. Daripada menerapkan kurikulum baru 2013 lebih baik memperbaiki dan memaksimalkan eksistensi semua sekolah yang ada di negara ini.
Kalau tetap dilanjutkan, aku yakin banyak sekolah yang belum siap. Semuanya akan terasa seperti dipaksakan. Di benakku masih teringat jelas, saat aku kelas 1 SMA dulu 'kurikulum cacat KBK' diterpakan, semuanya berjalan kaku dan cenderung dipaksakan. Berlangsung hampir dua tahun, diganti lagi menjadi ktsp dan kembali mengecewakan.
Ujian Tulis SNMPTN 2013 Dihapus
Wacana yang satu ini seperti lawakan, kalau kalian suaka ndagel gabung saja bareng sule andree dkk di ovj. Masih uji publik Kurikulum 2013 berjalan, itupun dapat sindiran dari DPR, muncul ide segar yang patut dapat hadiah sandal bekas.
Ujian tulis SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dihapus jadi penilaiannya cuma mengandalkan nilai rapor, prestasi akademik dan non-akademik, serta nilai ujian nasional (UN), mirip seperti jalur undangan yang diterapkan tahun 2012. Tapi lucunya, belum ada rancangan pola UN biar lebih baik. Ya seperti kita ketahui bagaimana bobroknya pengadaan un setiap tahun.
Banyak sekali sebenarnya kelemahan topik omong kosong ini. Salah satu yang paling parah adalah manipulasi nilai rapor dan prestasi, kan gampang tuh apalagi anaknya para guru dan yang berkantong tebal. Lalu bagaimana dengan nasib kita, rakyat jelata.
Kami Bukan Mainan
Hoe yang ada disana, kami hanyalah pelajar yang ingin menuntut ilmu, kami bukan boneka yang dengan seenaknya kau mainkan, jadi bahan percobaan. RSBI yang morat-marit, Kurikulum 2013 yang dipaksakan, ujian tulis SNMPTN yang dihapus, bisa nggak sih ngurus pendidikan di negara ini?.
Sudah panjang lebar aku mengoceh, meluapkan emosi atas 'kehebatan pendidikan negara ini', padahal masih banyak yang ingin kulontarkan tapi sudah capek nulisnya :p. Ok biarpun tulisanku bahasanya agak kasar, tapi jangan dianggap masalah, namanya juga pendapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak.