Puisi Lupa Rasa Luka

Pensil tumpul bermain ayunan,
Naik turun tubuh mungilnya,
Walau tercekik dua pilar elastis,
Entah bagaimana perasaannya.

Ia turun menapaki jalan pararel,
Terjatuh menabrak batas ruang,
Tersesat menerobos pekiknya zaman,
Masih adakah ketakutan di hatinya.

Menipis sudah waktunya,
Dilupakannya rasa, diabaikannya makna,
Mengapa merana dan kenapa terluka,
Dimana tujuan yang pernah ada.

Terus menyisir takdirnya,
Ke kanan dan ke bawah, sesekali terjun lepas,
Tanpa tau atau hanya pura-pura,
Tetaplah ia mengendus meski tak berasa.
gabayar
Subscribe To Get Best Articles!

Jika menurut kalian artikel di blog ini berkualitas dan bermanfaat, silahkan berlangganan artikel terbaru melalui pesan masuk email anda secara gratis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak.