Amarah dalam Dada
Ku hirup dalam tiap hela nafasku,
Walau udara berbaur debu jalanan,
Ku lepaskan penuh penghayatan,
Tapi ketenangan masih menolakku.
Amarah sesak dalam dada,
Mengiringiku tanpa jenuh,
Menghantui tiap jejak langkahku,
Bagai bayangan yang tak terpisahkan.
Wahai amarahku...
Alunan musik akustik tak sanggup tenangkanmu,
Secangkir kopi pahit pun tak mampu meredammu,
Apakah kedamaianku tertinggal di belakang?.
Sesalku hari ini, lusa dan nanti
Akan terus mengalir dalam darahku,
Tapi jalan tak sepenuhnya tertutup buatku,
Walau sempit berduri takkan mengubur asaku.
Ku hirup dalam tiap hela nafasku,
Walau udara berbaur debu jalanan,
Ku lepaskan penuh penghayatan,
Tapi ketenangan masih menolakku.
Amarah sesak dalam dada,
Mengiringiku tanpa jenuh,
Menghantui tiap jejak langkahku,
Bagai bayangan yang tak terpisahkan.
Wahai amarahku...
Alunan musik akustik tak sanggup tenangkanmu,
Secangkir kopi pahit pun tak mampu meredammu,
Apakah kedamaianku tertinggal di belakang?.
Sesalku hari ini, lusa dan nanti
Akan terus mengalir dalam darahku,
Tapi jalan tak sepenuhnya tertutup buatku,
Walau sempit berduri takkan mengubur asaku.
one day, the right path will be shown lightly
Izin share yah :)
BalasHapus