Puisi Tapi Aku Bahagia
Setiap detik ku benamkan diri dalam kesendirian,
Ku sandarkan hati dalam kebekuan malam,
Ku sempitkan hamparan pola pikirku,
Tapi aku bahagia.
Raut wajahku selalu tampak kosong tanpa beban,
Menatap sayu kedalam ruang kehampaan,
Sesekali menyorot tajam seakan menantang,
Tapi ku tahu pasti satu titik tujuan.
Akulah manusia individualistik,
Tak peduli apa yang mereka nyanyikan,
Entah nasehat ataupun ocehan sampah,
Yang penting Aku Bahagia.
Aku selalu menantikan malam,
Karena kesunyian membawakan ketentraman batin.
Aku selalu mengharapkan hujan,
Karena takkan ku dengar lagi kebisingan jalan.
Setiap detik ku benamkan diri dalam kesendirian,
Ku sandarkan hati dalam kebekuan malam,
Ku sempitkan hamparan pola pikirku,
Tapi aku bahagia.
Raut wajahku selalu tampak kosong tanpa beban,
Menatap sayu kedalam ruang kehampaan,
Sesekali menyorot tajam seakan menantang,
Tapi ku tahu pasti satu titik tujuan.
Akulah manusia individualistik,
Tak peduli apa yang mereka nyanyikan,
Entah nasehat ataupun ocehan sampah,
Yang penting Aku Bahagia.
Aku selalu menantikan malam,
Karena kesunyian membawakan ketentraman batin.
Aku selalu mengharapkan hujan,
Karena takkan ku dengar lagi kebisingan jalan.
Aku bahagia walau kini rasa resah melingkari hidupku.
Aku bahagia meski ku tak tahu makna yang tersirat dalam puisi ini.
gaya chairil anwar sep
BalasHapus