Hujan Tak Pasti
Malam belumlah tinggi,
Suara malam terdengar sepi,
Rembulan pun tiada berseri,
Terlelap dalam bumi yang letih.
Dimanakah para pengendara roda besi,
Yang biasa merusak telinga penuh duri,
Terkadang juga membenamkan diri dalam emosi,
Mungkin terbunuh rintikan hujan yang bergerigi.
Hujan datang lagi,
Tanpa visi, tak kenal sasi,
Membasahi tanah tanpa tempo yang pasti,
Datang dan pergi tanpa henti.
Para pedagang murung pucat pasih,
Memandang tetesan air hujan penuh dengki,
Berharap terang segera menanti,
Berdoa agar tiada merugi.
Berbeda dengan sepasang kekasih,
Menikmati malam dalam kehangatan harmoni,
Merajut cinta dengan berbagai posisi,
Hembusan nafas pun terdengar berambisi.
Hujan ... menjamahku di warung kopi,
Membuat suasana ngopi menjadi basi,
Online saja deh, melanjutkan misi,
Sekian dan terima kasih.
Puisi Hujan Tak Pasti.
Malam belumlah tinggi,
Suara malam terdengar sepi,
Rembulan pun tiada berseri,
Terlelap dalam bumi yang letih.
Dimanakah para pengendara roda besi,
Yang biasa merusak telinga penuh duri,
Terkadang juga membenamkan diri dalam emosi,
Mungkin terbunuh rintikan hujan yang bergerigi.
Hujan datang lagi,
Tanpa visi, tak kenal sasi,
Membasahi tanah tanpa tempo yang pasti,
Datang dan pergi tanpa henti.
Para pedagang murung pucat pasih,
Memandang tetesan air hujan penuh dengki,
Berharap terang segera menanti,
Berdoa agar tiada merugi.
Berbeda dengan sepasang kekasih,
Menikmati malam dalam kehangatan harmoni,
Merajut cinta dengan berbagai posisi,
Hembusan nafas pun terdengar berambisi.
Hujan ... menjamahku di warung kopi,
Membuat suasana ngopi menjadi basi,
Online saja deh, melanjutkan misi,
Sekian dan terima kasih.
Puisi Hujan Tak Pasti.
waaw bagus banget puisinya, kalah aku :D
BalasHapus